Prambanan Heritage Trail: Wisata Menyusuri Jejak Kemegahan Ibukota Mataram Kuno

Desember 19, 2012


Bumi Prambanan di pagi hari. Misty Prambanan. @iqbal_kautsar

Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan agung di Bumi Nusantara. Kerajaan bercorak Hindu dan Buddha ini mewarnai sejarah peradaban di Jawa pada periode abad 8-11 M. Kini, jejak keagungan Mataram Kuno salah satunya banyak ditemukan di Prambanan dan sekitarnya. Daerah yang terletak di perbatasan D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah diperkirakan adalah ibu kota Kerajaan Mataram Kuno.

Selama ini Prambanan telah dikenal dengan obyek wisata Candi Prambanan-nya. Dengan keindahan dan kemegahan arsitekturnya, Candi Prambanan telah mengundang decak kagum para wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Candi Hindu ini dinobatkan UNESCO sebagai World Heritage pada tahun 1991  dengan nomor registrasi 642. Namun pertanyaannya sekarang, “Apakah kemegahan Prambanan hanya sebatas dengan Candi Prambanan?”

Tentu, jawabannya tidak. Sebagai bekas ibukota dari kerajaan Mataram Kuno yang masyhur, kawasan Prambanan memiliki jauh lebih besar kemegahan dibanding sekedar candi yang dinamai Candi Prambanan. Masih banyak peninggalan-peninggalan agung Mataram Kuno yang terhampar di bumi Prambanan. Kawasan Prambanan memiliki pusaka-pusaka sejarah peradaban Mataram Kuno yang menarik untuk dikunjungi.

Di kawasan Prambanan, terdapat candi-candi yang masing-masing memiliki keunikan arsitektur. Selain Candi Prambanan, ada Kraton Ratu Boko, Candi Sewu, Candi Bubrah, Candi Lumbung, Candi Plaosan Lor dan Kidul, Candi Barong, Candi Gana, Candi Ijo, Candi Banyunibo, Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Sari, dan lainnya. Candi-candi ini menyimpan makna toleransi yang dalam. Sebagian bercorak Hindu dan sebagian bercorak Buddha yang dibangun saling berdekatan.

Selama ini, wisatawan masih sebatas mengetahui kemegahan Candi Prambanan dan Kraton Ratu Boko saja. Terbukti hanya dua destinasi candi tersebut yang ramai dikunjungi. Ini tentu perlu disempurnakan, bahwa agar diketahui kemegahan Prambanan dalam perspektif utuh, wisatawan perlu diajak menyusuri kawasan Prambanan dan sekitarnya. Wisatawan perlu berkeliling mengunjungi candi-candi lain. Wisatawan perlu diedukasi lebih dalam untuk mengetahui betapa megahnya karya Mataram Kuno di Prambanan yang telah berdiri sejak ribuan tahun silam.



Heritage Trail, sebuah konsep

Penyusuran keliling candi-candi di kawasan Prambanan memiliki peluang besar untuk dikemas dalam sebuah konsep Heritage Trail. Apa itu Heritage trail?

Heritage Trail adalah salah satu aplikasi langsung dari pendekatan lokal ‘bottom-up’untuk penciptaan pariwisata warisan budaya. Pendekatan ini akan memberikan peran yang lebih besar terhadap imajinasi para pengunjung dalam membentuk proses yang mendasari perkembangan warisan budaya yang unik (Chang et al.).

Melalui heritage trail, komponen pariwisata warisan budaya yang terdiri dari situs (sites), penduduk lokal (locals) dan wisatawan (tourists) sebagai pihak penting  dalam urban-development, dapat berinteraksi (Galt). Masing-masing pihak  mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang semestinya dipenuhi dalam interaksi tersebut. Keberlanjutan dalam pengembangan didasarkan pada kemampuan dalam memenuhi dan menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan tersebut.


image
Conceptual Framework Heritage Trail (Al-hagla, 2010)

Heritage trail diakui secara umum sebagai aktivitas konservasi yang signifikan, semakin populer sebagai sarana mempromosikan kegiatan budaya suatu daerah pariwisata, dan dapat meningkatkan kesadaran atas warisan lokal dan merangsang minat dalam konservasi  (Al-hagla, 2010).

Selain itu, interpretasi menciptakan wilayah yang lebih luas dan dinamis bagi interaksi antara wisatawan, penduduk lokal dan situs. Stewart (1998) menekankan peran interpretasi  sebagai sebuah proses untuk membangun sikap positif terhadap konservasi.

Dan pada akhirnya, pengembangan ekonomi lokal (LED) dipandang sebagai konteks yang tepat untuk mempelajari efek dari heritage trail karena berhubungan dengan interaksi  langsung antara wisatawan, penduduk lokal, dan situs. Nuryanti (1996) berpendapat bahwa LED berdasarkan pada kebutuhan bersama dimana interaksi tersebut dibangun untuk saling menguntungkan. Bagi penduduk lokal, manfaat penting dari pariwisata adalah cenderung pada kehidupan ekonomi, dalam bentuk pendapatan yang meningkat dan kesempatan kerja yang meningkat.


Prambanan untuk Heritage Trail

Heritage Trail memiliki relevansi yang bagus untuk diaplikasikan di Prambanan. Mengacu pada konsep, Prambanan merupakan kawasan terdiri dari situs-situs sejarah yang dihuni oleh masyarakat setempat. Ketika dijadikan kawasan heritage yang dikunjungi oleh wisatawan, maka heritage trail bisa menjadi media positif untuk menjalin interaksi antara situs, masyarakat dan turis di Prambanan 

Adanya heritage trail, membuat kawasan Prambanan nantinya akan mengalami konservasi, ineterpretasi dan pengembangan ekonomi lokal. Hasil interaksi antara situs, masyarakat dan turis di Prambanan memungkinkan Prambanan tetap lestari dalam aspek sejarahnya.

Dari segi lokasi, ada beberapa alasan Kawasan Prambanan sangat cocok untuk dilakukan heritage trail. Pertama, Prambanan merupakan kawasan yang dulunya merupakan ibukota kerajaan Mataram sehingga tepat untuk dijadikan area heritage. Kedua, sebagai bekas ibukota kerajaan, banyak dijumpai sebaran artefak-artefak sejarah yakni candi-candi dan situs-situs budaya lainnya yang memungkinkan untuk dilakukan susur artefak itu. Apalagi jarak antarcagar budaya ini relatif baik dan terkoneksi dengan baik.

Ketiga, Prambanan memiliki panorama alam yang asri di kaki Gunung Merapi sehingga memungkinkan wisatawan bisa menikmati harmonisitas cagar budaya dan lingkungan alamnya . Keempat, kawasan Prambanan memiliki masyarakat yang kaya dengan proses seni dan budaya sehingga memungkinkan adanya promosi seni dan budaya masyarakat setempat kepada wisatawan.

Kelima, aktivitas masyarakat Prambanan sarat dengan nuansa khas kehidupan sebuah kerajaan dimana ada petani, pedagang, pengrajin, dan lain-lain, sehingga bisa membawa wisatawan terlempar pada suasana kerajaan di masa lalu.

Suasana agraris masyarakat Prambanan di sekitar Candi Plaosan. @iqbal_kautsar


Prambanan Heritage Trail memadukan beragam jenis wisata yang bisa dinikmati lengkap oleh wisatawan. Sudah pasti jenis wisata paling utama adalah cagar budaya berupa candi-candi yang menjadi tujuan wisatawan melakukan Heritage Trail. Penelusuran cagar budaya ini lalu dikombinasikan dengan jenis wisata desa wisata, kuliner, pemandangan alam, serta seni dan budaya.

Cagar budaya yang menjadi tujuan Prambanan Heritage Trail meliputi Candi Prambanan, Kraton Ratu Boko, Candi Sewu, Candi Bubrah, Candi Lumbung, Candi Plaosan Lor dan Kidul, Candi Barong, Candi Sojiwan, Candi Gana, Candi Ijo, Candi Banyunibo, Candi Kalasan, Candi Sambisari, dan Candi Sari. Prambanan Heritage Trail akan memasukkan Desa Wisata Bugisan, Klaten dan Desa Wisata Plempoh, Sleman agar wisatawan bisa menikmati dan melibatkan langsung pada kehidupan masyarakat di Prambanan, seperti bertani.

Sajian kuliner yang bisa diperoleh dalam Prambanan Heritage Trail semisal Ayam Goreng Kalasan, Dawet Prambanan, dan makanan khas desa-desa Prambanan. Prambanan Heritage Trail menawarkan panorama pemandangan alam seperti menikmati pagi dari atas bukit dengan kabut yang menghiasi kawasan Prambanan, menikmati sunset Kraton Ratu Boko, menikmati pemandangan cantik Gunung Merapi di tepi sawah Prambanan dan lain-lain.

Dalam hal sajian seni dan budaya, pergelaran Sendratari Ramayani dan pertunjukan seni di desa wisata bisa menjadi pengisi Prambanan Heritage Trail. Tentu saja tidak ketinggalan, saat Prambanan Heritage Trail, para wisatawan akan disuguhi kehangatan dan keramahan yang khas dari masyarakat Prambanan. Dari perpaduan jenis-jenis wisata yang unik tersebut, para wisatawan diharapkan dapat memahami Prambanan dalam konteks yang komprehensif.

Prambanan Heritage Trail dapat dilaksanakan menggunakan dua pendekatan, yakni petualangan mandiri dan atau petualangan dengan pemandu. Petualangan mandiri dilakukan oleh wisatawan dengan menyusuri tujuan Prambanan Heritage Trail secara sendiri tanpa pemandu. Adapun, petualangan dengan pemandu dilakukan wisatawan dengan menggandeng pemandu lokal yang bisa menjelaskan cerita sejarah dan makna cagar budaya dan kekhasan lain di Prambanan. Namun begitu, petualangan mandiri tetap bisa mendapatkan edukasi sejarah dan makna di Prambanan Heritage Trail melalui peta dan brosur informasi yang dibagikan sebelum susur dilakukan.

Mengenai rute Prambanan Heritage Trail, sebaiknya ditetapkan oleh pengelola. Ini menyangkut substansi petualangan dengan mengedepankan efisiensi dan efektivitas petualangan. Hanya saja, rute Prambanan Heritage Trail perlu diberikan alternatif-alternatif, misal dibagi dalam bentuk paket rute yang dibuat berdasarkan jarak dan waktu tempuh yang didasarkan pada kendaraan yang dipilih. Nama paket rute perlu dikemas bersifat unik dan edukatif, misal nama paket rute didasarkan nama raja-raja Mataram Kuno.

Penggunaan transportasi untuk melaksanakan Prambanan Heritage Trail harus didasarkan pada konsep transportasi ramah lingkungan. Mengapa? Transportasi ramah lingkungan sangat penting untuk menjaga keasrian alam kawasan Prambanan. Wisatawan paling disarankan menggunakan sepeda untuk melakukan Prambanan Heritage Trail. Antar tujuan cagar budaya relatif dekat dan terkoneksi dengan jalan bagus, sehingga sepeda tepat sebagai moda transportasi Prambanan Heritage Trail. Penggunaan sepeda juga membuat wisatawan bisa sekaligus berolahraga merelaksasi fisik dan pikirannya. 

Meski begitu, tetap ada alternatif untuk transportasi Prambanan Heritage Trail. Jika tidak ingin bersusah payah bersepeda, wisatawan dapat menggunakan mobil yang ramah lingkungan. Pengelola harus menyediakan mobil ramah lingkungan, misal berbahan bakar listrik atau gas dengan emisi buang karbon yang rendah. Mobil ramah ini bisa dinamai semisal green heritage car. Wisatawan juga diberi kesempatan menggunakan andong melakukan Prambanan Heritage Trail. Hanya saja, andong bisa digunakan untuk rute trail yang dekat. 

Penulis akan sekilas menggambarkan contoh operasionalisasi rute bagi wisatawan. Andaikan ada paket Rakai Pikatan. Paket ini merupakan rute panjang yang berdurasi 2 hari 1 malam. Isinya adalah jelajah dengan rute sebagai berikut:

Menikmati suasana pagi Prambanan dari sebuah bukit di selatan Prambanan – Candi Barong – Candi Ijo – Candi Banyunibo – Candi Kalasan – Candi Sambisari – Candi Sari – Ayam Goreng Kalasan – Dawet Prambanan – Candi Plaosan – menikmati siang di Kompleks Candi Prambanan (termasuk Candi Sewu, Candi Bubrah, Candi Lumbung) – Candi Sojiwan – menikmati sore di Kraton Ratu Boko – Sendratari Ramayana atau pertunjukan seni di Desa Wisata – menginap di desa wisata atau hotel/losmen di Prambanan – melibatkan diri pada kehidupan masyarakat Prambanan, misal bertani selama setengah hari.
Atau andai dinamakan Rute Rakai Warak, merupakan rute pendek yang hanya berdurasi 1 hari saja. Selain sepeda dan mobil, rute ini spesial karena bisa berkeliling menggunakan andong. Rutenya adalah sebagai berikut:
Kompleks Candi Prambanan (termasuk Candi Sewu, Candi Bubrah, Candi Lumbung) – Candi Plaosan – Dawet Prambanan – Kraton Ratu Boko
Selain rute itu, pengelola tentu bisa mengembangkan aneka variasi rute yang bisa menarik dan mengedukasi wisatawan untuk mengenal kawasan cagar budaya Prambanan.

Gagasan Prambanan Heritage Trail di atas adalah saat operasionalnya. Gagasan ini akan terkenal oleh wisatawan jika sebelumnya telah dilakukan promosi dengan baik. Promosi paling efektif untuk mengenalkan dan meroketkan Prambanan Heritage Trail adalah melalui kegiatan-kegiatan besar berskala internasional. Acara berskala internasional perlu dilakukan karena nama Prambanan selama ini telah dikenal di tingkat internasional. Jikalau diperluas konsep wisata menjadi heritage trail, pengidentifikasian wujud wisata Prambanan tak akan kesulitan karena masih terkait cagar budaya.

Dalam pandangan penulis, ada beberapa gagasan kegiatan yang bisa dilakukan untuk mempromosikan Prambanan Heritage Trail:
-          Mengadakan kegiatan semacam amazing race berskala internasional.
Para peserta diundang dari berbagai negara untuk melaksanakan penelusuran cagar-cagar budaya di Prambanan, sembari mengetahui makna dan sejarah cagar budaya di Prambanan. Setelah acara selesai masih ada pendokumentasian. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan sepeda.

-          Mengadakan fun bike menyusuri rute Prambanan Heritage Trail 
Lomba sepeda santai ini ditujukan kepada masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah yang dekat dengan kawasan Prambanan. Acara ini dimaksudkan agar masyarakat sekitar mengetahui cagar budaya yang ada di daerahnya. Sehingga, timbul kesadaran dan kepekaan untuk mengembangkan wisata di daerahnya, salah satunya kepedulian terhadap Prambanan Heritage Trail.
-           Mengadakan Pekan Cagar Budaya Prambanan.
Acara ini berisikan berbagai publikasi pengetahuan tentang Cagar Budaya Prambanan yang dikemas secara unik dan mendalam. Selain itu, acara ini diisi dengan pesta masyarakat Prambanan terkait pertunjukan seni dan budayanya, serta kuliner khasnya.

Mengelola Prambanan Heritage Trail

Lantas, siapa yang akan mengelola Prambanan Heritage Trail? Ini pertanyaan penting yang harus ditemukan jawabannya karena terkait eksekutor gagasan Prambanan Heritage Trail. Tentu, siapa lain tidak bukan adalah pihak-pihak yang berada di Prambanan dan selama ini terkait dengan pengembangan kawasan Prambanan. Dalam kacamata penulis, secara garis besar dibagi yakni pemerintah, swasta dan masyarakat.

Pemerintah yang terlibat tentu saja adalah pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pemerintah memegang peran penting karena merekalah yang menjadi pengemban amanah negara untuk menguasai dan melindungi benda cagar budaya. Lantas, siapa swasta? Swasta di sini adalah Pengelola Candi Prambanan dan Kraton Ratu Boko, pengelola hotel, pengelola transportasi, pengelola restauran, agen wisata dan perjalanan, dan lain-lain. Swasta berperan dalam mengemas wisata agar komersial dan terkenal oleh para wisatawan.

P2260237 Masyarakat tentu tak boleh ditinggalkan dalam pengelolaan Prambanan Heritage Trail. Mengapa? Dalam konsep heritage trail, masyarakatlah yang semestinya mengambil tugas utama untuk memberi ‘nafas’ kehidupan suatu kawasan heritage

Prambanan Heritage Trail bisa menjadi konsep yang dari, untuk dan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Prambanan. Artinya, Prambanan Heritage Trail akan menghidupi dan dihidupi oleh masyarakat.

Selama ini, menurut penulis, setiap pihak terkesan berjalan sendiri-sendiri dalam mengembangkan Prambanan, sehingga sudah semestinya dalam Prambanan Heritage Trail ini bisa saling kerja sama. Harus ada kesepakatan bersama untuk bekerja bersama-sama untuk menyukseskan Prambanan Heritage Trail. Tanpa itu, Prambanan Heritage Trail tidak akan pernah ada.

Tidak sulit untuk mewujudkan kerjasama ini. Setiap pihak hanya perlu menyinkronkan kerja-kerja mereka, lalu dibentuklah suatu unit lembaga khusus yang mengelola Prambanan Heritage Trail. Lembaga ini dibentuk dari perwakilan setiap pihak. Lembaga ini bertujuan mengkolaborasikan kegiatan pihak-pihak untuk pengembangan dan pelaksanaan Prambanan Heritage Trail.


Penutup

Pernah seorang teman dari luar Yogya mengeluh kepada saya, “Saya pikir-pikir kalau mau datang ke Yogya lagi untuk ketiga kalinya. Kalau kunjungan pertama, saya senang dengan destinasi mainstream seperti Malioboro, Kraton dan sekitarnya. Kalau kunjungan kedua, saya suka disuguhi alam pantai dan karst Gunungkidul. Kunjungan ketiga? Apa ada wisata yang unik, misal berbau susur heritage?”

Dari keluhan teman saya inilah, saya tahu bahwa Yogya masih langka memiliki wisata heritage yang komprehensif. Lalu, dalam pikiran saya, Kawasan Prambanan ternyata sangat pantas untuk dijadikan area susur cagar budaya atau heritage trail. Banyak artefak sejarah yang ditemukan di Prambanan sehingga diperkirakan menjadi ibukota Kerajaan Mataram Kuno, selaku salah satu kerajaan agung di Nusantara. Lantas, kenapa tidak saja dilaksanakan wisata Prambanan Heritage Trail.

Dari keluhan teman saya di atas juga, saya tahu bahwa sepertinya wisata Yogya mengalami kejenuhan destinasi. Teman saya sepertinya ingin mengesankan jenis atraksi wisata di Yogya tidak banyak variasi. Terlepas dari benar salah tidaknya teman saya, kita bisa mengambil pelajaran bahwa sudah semestinya Yogyakarta mengembangan wisata yang menawarkan suasana lain. Saya rasa Prambanan Heritage Trail bisa menjadi alternatif wisata yang spektakuler di Yogya.

Adanya Prambanan Heritage Trail bisa juga sebagai upaya konservasi, interpretasi sekaligus pengembangan ekonomi lokal di kawasan Prambanan, Selama ini wisata di Candi Prambanan dirasa belum mampu menjangkau kesejahteraan ekonomi setempat. Bisa jadi karena pengelolaanya terbatas oleh salah satu pihak. Ketika lingkup wisata di Prambanan diperluas, ada potensi besar untuk memperluas kesejahteraan masyarakat di Prambanan. Geliat ekonomi lokal dari Prambanan Heritage Trail bisa berkembang luas dengan tetap mengedepankan konservasi bagi cagar budaya.

Andaikan saya jadi wisatawan, bukankah sangat indah? Tatkala berkeliling Prambanan, bersepeda. Berburu jejak kemegahan ribuan tahun silam dari Kerajaan Mataram Kuno. Saya bisa tahu sejarah dan makna artefak-artefak sejarah itu. Sembari menikmati keasrian alam Prambanan. Disambut dengan keramahan masyarakat setempat. Diajak untuk bertani, membajak sawah atau memanen padi Disuguhi pentas seni budaya nan eksotik. Banyak pengetahuan dan pengalaman untuk menghibur hidup yang bisa didapatkan. Jelas sangat indah.

Dan, keindahan itu hanya terjadi ketika ada semacam Prambanan Heritage Trail.


Referensi:

- Al-hagla, Khalid S. (2010)  Sustainable urban development in historical areas using the tourist trail approach: A case study of the Cultural Heritage and Urban Development (CHUD) project in Saida, Lebanon. Elsevier Journal Cities (27) 234–248
- Nuryanti, W (1996) Heritage and postmodern tourism. Annals of Tourism Research 23(2), 249–260.
- http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-tourism-object/candi/prambanan/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medang


image

You Might Also Like

0 komentar

Twitter @iqbal_kautsar

Komentar Pembaca

BACA LEBIH BANYAK