Kolong Senja Pantai Losari

Agustus 02, 2013

Sunset di Pantai Losari

Selagi mentari masih selalu terbenam di ufuk barat, Pantai Losari adalah sejengkal ruang yang syahdu untuk memahami saat-saat pergantian siang kepada malam. Detik demi detik akan tersedia untuk menikmati surya dari saat dia masih terik kuat membulat di atas Selat Makassar, saat dia meredup tapi memerah menuju cakrawala, saat dia tertelan lautan senja, saat dia dibingkai oleh mega merona hingga saat dia dibunuh oleh langit menghitam berhiaskan kerlap-kerlip lampu kapal yang lalu lalang.

Pada sebuah sore yang cerah tanpa segumpalpun awan, saya terduduk menjala resah di tepian anjungan Pantai Losari. Kolong langit Kota Makassar saat itu tegas menyongsong malam. Berbondong-bondong orang, entah wisatawan atau penduduk lokal memenuhi setiap sudut kawasan Pantai Losari. Mereka bercengkerama dalam kebersamaan. Mereka melampiaskan narsisme pada tengara khas tulisan P.A.N.T.A.I. L.O.S.A.R.I. Tapi, entah kenapa, saya tidak tertarik sedikitpun pada keriuhan saat senja. Saya memilih mesra bercumbu pada baskara. Diam tercekat suasana senja.

Sebuah senja kadang menciptakan refleksi yang jujur. Sebuah cermin untuk mempertontonkan figur yang sesiangharian bertindak aneka perbuatan. Atau, semalam lalu, seminggu yang lalu bahkan sepanjang hayatpun bisa terungkap mana yang baik, buruk, munafik, jujur, korupsi, congkak, hingga mesum pada waktu keagungan senja. Ombak Selat Makassar yang sore itu begitu tenang melintas makin memperjelas bayang refleksi saya dalam ketidakpenadan kehidupan.

Lantas, timbul kah segurat optimisme? Pasti ada. Setiap senja bagi saya selalu menyuguhkan energi anyar untuk maju. Energi optimisme ini tak sekedar untuk mengarungi lautan malam, juga untuk menyimpan harapan saat menjelajahi samudera masa kehidupan kedepannya. Pulau-pulau di beranda kota Makassar  – Lae-Lae, Samalona, dalam bayang petang mereka menopang optimisme senja selaksa menuangkan kesetiaannya menjadi pelindung senyap kota Makassar.

Saat lampu-lampu Pantai Losari mulai dinyalakan, kini hanya tersisa semburat merah senja yang tak lama lagi akan ditelan hitam malam. Keramaian ruang publik ini tak lekas hilang. Tapi bertambah dengan suasana meriah kehidupan khas kota terbesar di Indonesia Timur ini. Anak gaul Makassar berdatangan. Orang tua juga tak kalah meramaikan. Lagu ‘Pantai Losari’ ciptaan musisi Makassar: Anci Laricci, yang memang untuk mengabadikan nuansa Pantai Losari pun menemukan realitasnya.

Duduki dipantai losari
anging mamiri seju’ sepoi –sepoi
ada cewekta duduk di dekatta bedeng
enakna mamo sampe lupaki pulang.

Tapi, saya teringat harus kembali ke peraduan saat malam. Terlalu lama di Pantai Losari akan membuat saya lupa pada hakikat senja yang sengaja saya maknai dalam terpaan gamang. Saya tak mau senja yang tadi saya nikmati terdistorsi oleh kegemerlapan suasana malam Pantai Losari yang hingar bingarlah. Saya telah membungkus senja untuk pelita mengarungi gelap malam.

Dan, pisang epe yang bertebaran di Jalan Penghibur sebagai kuliner Pantai Losari tak lupa saya bawa pulang. Makanan sangat manis dari gula merah beraroma durian ini sengaja saya bungkus agar menyelamatkan saya dari kolong malam Makassar yang kejam. Pantai Losari pun mulai berjingkrak-jingkrak dalam pesta musik mainstream tatkala saya telah benar-benar menjauh darinya.



Anjungan Losari
Pantai Losari saat mulai beranjak petang.
Gemerlap Makassar di sekitar Losari
Pisang epe, kuliner khas Pantai Losari
Baskara terlihat bulat, akan terbenam di Selat Makassar. Cantik

You Might Also Like

4 komentar

  1. masih suasana lebaran khan,
    jadi nggak apa2 kan kalo aku mohon dimaaafkan lahir batin kalau aku ada salah dan khilaf selama ini,
    back to zero again...sambil lirik kiri kanan nyari ketupat....eh yang ada malahan pisang epek....salam :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salaaam kenaaal ya kak hariyanto..

      mohon maaf lahir dan batin atas segala khilaf yg ada.. :)

      pisang epek makassar manisnya muanteeeep!!!

      Hapus
    2. wah akhirnya saya bisa mampir dan satu kata kereen hehehe

      Hapus
    3. makasiiih mas chamdy.. sering dolan mrena ae mas.. :)

      Hapus

Twitter @iqbal_kautsar

Komentar Pembaca

BACA LEBIH BANYAK