Tualang Keren Pantai Karang Penganten

Mei 05, 2015

Goa menawan di Pantai Gebyuran alias Pantai Karang Penganten. Epic.

Karang Penganten adalah salah satu dari sekian tanjung yang menjorok manis ke Samudera Hindia di Kawasan Karst Gombong Selatan. Ada tanjung lainnya seperti Tanjung Nagasari, Tanjung Karangbata, dan Tanjung Karangbolong. Menempuh perjalanan menuju Karang Penganten berarti saya menyisir tepian bukit karst yang langsung berbatasan dengan lautan luas. Benar kata warga setempat untuk berhati-hati. Pada beberapa titik jalanan cukup terjal dan kalau tidak hati-hati bisa terpeleset.

Tampaknya, tak banyak juga warga setempat berladang ke Karang Penganten. Nyatanya, meski pesona Karang Penganten mulai bergaung di wisata petualangan Kebumen, tetap saja belukar cukup menghiasi sepanjang perjalanan. 

Saya terkagum begitu dari kejauhan melihat rupa Tanjung Karang Penganten yang hijau begitu kekarnya dihantam ombak samudera. Namun, tidaklah perlu buru-buru. Tetaplah hati-hati dalam melangkah.

Sebelum tiba di Karang Penganten, alangkah afdhalnya menghela napas dulu di mulut Goa Wora-Wari. Sambil beristirahat paska menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan, rasanya goa ini cukup menghadirkan pesona berupa stalagtit-stalagmitnya yang pantas untuk kita pandangi. Menurut keterangan warga, Goa Wora-wari yang berada di tebing ini bisa tembus ke bagian atas bukit. Waah, cukup menarik. Lain kesempatan, saya perlu menelusur Goa Wora-wari bersama warga lokal.

Goa Wora-wari yang dijumpai dalam perjalanan menuju Karang Penganten. Goa ini tembus ke atas bukit.
Ujung Karang Penganten. Lanskapnya mengundang untuk kesana, tapi apa daya medannya begitu terjal.
Para pengunjung tampak menikmati suasana. Di ujung sana adalah Tanjung Karangbata.

Perjalanan berlanjut dengan asa yang lebih besar. Tibalah lima menit kemudian di kawasan Tanjung Karang Pengantin. Tanjung Karang Penganten begitu menjorok yang dihubungkan dengan tebing sempit nan curam. Saya pun putuskan tidak bertualang ke ujung Tanjung Karang Penganten. Terlalu terjal. Saya memilih untuk menuju pantai yang terselinap dibalik punggung Karang Penganten. Inilah sesungguhnya Pantai Karang Penganten. Warga lokal ada yang menyebutnya sebagai Pantai Gebyuran.

Tidaklah terlalu lapang hamparan pasir hitamnya, paling sekitar 60 meter panjangnya. Hanya saja saya tertambat pesona pada hamparan pasir hitam yangberujung pada sebuah goa yang cukup luas. Saya kira ada 40 meter lebar mulut goanya. Goa ini dinamai pula sebagai Goa Gebyuran. Stalagtit goa tampak menggantung manis menghiasi langit-langit goa. Makin indahnya adalah di goa ini terdapat tetesan air yang keluar langsung dari stalagtit di mulut goa.

Duduk di dalam goa sambil memandang ombak bergulung-gulung adalah pengalaman yang mendalam untuk saya. Ada kekaguman pada pesona kampung halaman  yang ternyata sanggup bagi saya untuk bilang. “Wooow, ini tempat yang luar biasa!”  Saya sejenak diam dalam keheningan. Biarlah suara alam yang berisik meningkahi dunia saya. Tidakkah dalam sepi sejati, sebuah keindahan lebih bisa diapresiasi?

Kumandang senja mulai mengajak saya untuk bangkit dari sepi. Saatnya saya menyongsongnya dengan mengabadikan lanskap Pantai Karang Penganten di bagian selatan yang dihiasi bebatuan karang. Saya gandrung dengan spot ini karena menarik diabadikan secara long exposure. Tanpa ber-long exposure pun, sejatinya lokasi ini sangat cantik. Di ujung cakrawala barat, Tanjung Karangbata menjadi pemanis panorama Pantai Gebyuran atau Karang Penganten. Mengintip sayup-sayup Pantai Surumanis di dekatnya.

Ya, sebenarnya saya ingin menjangkau hingga ke Pantai Surumanis sore itu. Niatnya untuk melengkapkan petualangan pantai-pantai di Desa Pasir. Seperti biasa, alasan klisenya adalah waktu. Matahari rasanya terlampau cepat untuk surut ke ufuk barat. Pantai Surumanis sementara hanya ditatap nanar dari Pantai Karang Penganten. Saya dan Aulia pun memutuskan pulang sahaja. Kami pulang dengan membawa harapan untuk kembali lagi. Kembali ke Pantai Surumanis  yang belum jadi ditualangi waktu itu.  


|| Tulisan ini adalah seri ketiga dari cerita Pelesir Pantai-pantai Desa Pasir. Seri sebelumnya bisa dibaca pada:


Pantai Gebyuran dalam bingkai long exposure. Tampak di ujung pantai adalah Goa Gebyuran.
Air yang menetes langsung dari stalagtit dari Goa Gebyuran. Pesona langka di kawasan karst Gombong Selatan.
Ditangkap secara slow speed, Ujung Tanjung Karang Penganten cukup memesona.
Pantai Karang Penganten pantas menjadi kesayangan para penikmat long exposure. Senja yang redup tapi lumayan menggempita.



You Might Also Like

3 komentar

  1. Kalo dr kutoarjo ke karang penganten jauh gak? Enaknya naik motor atw mobil?
    Tks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enaknya kalau naik motor kak, tapi kalo bareng2 naik mobil juga bisa..
      selamat berkunjung ya..

      Hapus
  2. keindahan pantai di berbagai penjuru indonesia memang sangat menawan dan sangat bagus untuk dijadikan tempat wiasata ..

    BalasHapus

Twitter @iqbal_kautsar

Komentar Pembaca

BACA LEBIH BANYAK