Durian Kencono Rukmi: Sang Emas Gunungkidul

Maret 04, 2015

Durian Kencono Rukmi kebanggaan Gunungkidul.

“Mas, sudah ada duriannya. Silakan ke sini.” begitu bunyi pesan singkat dari Pak Giyanto.

Bagi saya, pesan itu adalah sebuah angin surga. Saya setengah tak percaya kalau akhirnya saya akan mencicipi durian Kencono Rukmi. Akhirnya, penantian yang berselubung rasa penasaran itu sebentar lagi akan sirna. Bagaimana tidak, tiga tahun ini setiap musim durian saya meng-ubek-ubek Desa Putat, Pathuk, Gunungkidul, durian dambaan ini selalu gagal saya dapatkan. Pada sebuah siang dengan cuaca tak menentu, saya pun mengajak mas Rijadh @rijadhwinardi, dosen muda FEB UGM, untuk melancong ke rumah Pak Giyanto.

Saya memang sangat gandrung dengan durian. Namun, tak sekedar mencicipi durian yang ala kadarnya, maksudnya durian yang sekedar dijual di pinggir jalan atau di supermarket. Sebisa mungkin saya memburu durian di tanah asalnya. Rasanya ada kepuasan tersendiri bisa mendapatkan durian terbaik yang langsung dari warga. Ada interaksi yang berbuah cerita tentang aneka muasal durian. Tentu, kisah langsung dari pihak pertama, bagi saya membuat kenikmatan durian apapun tak terkalahkan.

Kesukaan saya pada durian mengantarkan saya punya impian besar untuk membuat “Kelana Durian Nusantara”. Kebetulan saya memiliki hobi beperjalanan ke aneka pelosok negeri khatulistiwa ini. Semacam ekspedisi ini akan bertetirah ke tanah-tanah penghasil durian di Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke. Indonesia merupakan gugusan negeri durian dimana setiap provinsinya punya durian dan cerita yang melingkupinya. Di setiap daerah itulah, kisah durian khas yang berbalut dengan tradisi, ube rampe pengembangan, rantai ekonomi hingga kuliner olahan adalah bahan utama dari Kelana Durian Nusantara, yang saya cekakkan jadi #KenDuriNusa

Namun, ya itu, impian ini masih sangat panjang untuk terealisasi. Selain pencarian dana dari sponsor yang tak mudah – nyatanya sampai kini belum ada yang tertarik, mencari partner yang bersungguh-sungguh benar mau turut dalam ‘proyek’ ini pun sangat langka. Idealnya Kelana Durian Nusantara akan mendokumentasikan khasanah durian Indonesia dalam rupa tulisan, gambar dan video serta berbagai program pemberdayaan.   

“Kok jadi curhat?” Ya, ini memang maksud saya sebagai  curahan hati untuk merealisasikan Kelana Durian Nusantara. Barangkali dari sekian orang yang baca tulisan ini ada yang tertarik bergabung. Setidaknya  ikhtiar saya mulai dengan berkunjung ke sentra-sentra durian di seputaran Jogja dan Jawa Tengah. Datang ke Putat untuk menelusur si emas Kencono Rukmi adalah salah satunya, untuk Kelana Durian Nusantara.


***

Saya disambut dengan sangat ramah oleh istri Pak Giyanto dan Rinto, putranya. Pak Giyanto kebetulan sedang bekerja di kota Yogya, meski tadinya bilang akan pulang bertepatan dengan kehadiran saya di rumahnya tapi karena ada tambahan pekerjaan, beliau pun belum bisa pulang. Dua buah durian Kencono Rukmi dambaan saya telah menyambut  dengan warna kuningnya yang berbinar-binar. Tak hanya itu, durian-durian lainnya yang disebut Rinto sebagai durian lokal pun juga menyambut dengan aneka warna yang lebih kehijauan.

Bisa mendapatkan durian Kencono  Rukmi adalah sebuah anugerah yang besar. Apa pasal? Meski digaung-gaungkan sebagai durian kebanggaan Gunungkidul, nyatanya seringkali orang datang ke sentranya di Pathuk akan kecele. Apalagi yang mencarinya hanya di kota Yogyakarta. Sepanjang penjual durian yang saya temui di tepi jalan raya Yogyakarta -  Wonosari , tepatnya di sepanjang Pathuk, saya selalu bertanya, “Adakah durian Kencono Rukmi?” dan saya selalu temui jawaban. “Tidak ada mas. Biasanya sudah ‘ditebas’ sepohon.”

Istilah ‘ditebas’ sepohon maksudnya adalah satu pohon durian sudah dibeli oleh seseorang. Buah-buah durian yang ada di pohon itu, ketika dipanen pun telah menjadi milik si pembeli, yang artinya tak boleh dijual kepada orang lain. Cara penjualan pohon dengan ‘tebas’ ini sudah lazim dalam dunia perdagangan durian. Saya selalu jumpai di hampir setiap daerah, durian-durian yang dikenal khas dan kelezatannya biasanya telah dipesan dengan dibeli ‘tebas’ pohonnya.

Rupa Durian Kencono Rukmi. Buahnya kuning.
Setelah dibuka. Warnanya cemerlang bak bercahaya. Sangat menggairahkan.
Rinto, memamerkan durian dari desanya.  Betul-betul kontras, warna duriannya sangat cantik memesona.

Biasanya saya mencoba untuk mengunjungi langsung ke sentra penghasilnya, ke pemilik pohon. Biasanya cara ini efektif untuk mendapatkan durian terbaik. Namun, di Putat, untuk mendapatkan durian Kencono Rukmi tak selancar yang dibayangkan. Notabene karena pohon durian Kencono Rukmi yang sudah berbuah itu masih sangat terbatas. Maklum, durian ini ternyata tak sebanyak yang dibayangkan.

Ternyata durian Kencono Rukmi masih dalam tahap digalakkan penanamannya oleh Pemerintah Gunungkidul. Artinya apa yang digembar-gemborkan tentang durian Kencono Rukmi masih berupa promosi pengenalan.

Semacam “Ini lho, Kencono Rukmi durian khas Gunungkidul. Sudah ada buahnya, tapi sangat terbatas untuk mendapatkannya. Di sisi lain bibit tanaman durian Kencono Rukmi sudah disebarkan dan ditanam di beberapa desa di Gunungkidul.” Saya pikir, barangkali masih butuh waktu lima tahun ke depan untuk mudah mendapatkan Durian Kencono Rukmi di pasaran.

“Kencono Rukmi itu nama sebutan dari orang Dinas. Orang sini tahunya Durian Mas. Dulunya malah dikenalnya durian  tembaga. “ ungkap Rinto.

Kencono Rukmi mulai populer di jagat durian Indonesia tatkala ditahbiskan sebagai salah satu durian varietas unggul nasional. Sejak tahun 2012, namanya pun melanglangbuana yang membuat sebagian penikmat durian penasaran, termasuk saya. Adalah Kardiman darimana kisah Kencono Rukmi mulai  berasal. Warga Dusun Kepil, Putat, Gunungkidul inilah yang memiliki pohon indukan Durian Kencono Rukmi. Dari pohon indukan yang telah berusia sekitar 15 tahun ini, bibit durian Kencono Rukmi pun dikembangkan dan meluas menjadi kebanggaan Gunungkidul.


***

Nama Kencono Rukmi memiliki makna yaitu emas. Harapannya, durian Kencono Rukmi menjadi emas yang berharga dari Gunungkidul. Nama ‘emas’ ini pun ada kaitannya dengan sebutan klasik dari durian ini sebelumnya yang telah melekat di ingatan warga Putat, yakni Durian Mas. Kini saatnya saya coba seberapa berharganya Durian Kencono Rukmi bagi penikmat durian.

Hanya tinggal membuka sedikit belahan yang merekah karena sudah matang, warna emas sang Durian Kencono Rukmi pun berbinar cemerlang. Seperti saya menemukan emas harta karun yang terpendam begitu lama. Pantaslah dinamai Kencono Rukmi sang emas yang membuat orang pertama melihatnya seketika terpana dan bergairah untuk menikmatinya. Uniknya warna keemasan Durian Kencono Rukmi ini sedikit mengarah ke oranye sehingga makin membuatnya menarik.

Paling sakral bagi saya dalam menikmati durian adalah saat pertama bibir dan lidah bersentuhan dengan daging durian. Selanjutnya kunyahan pertama menyempurnakan kenikmatannya. Daging Kencono Rukmi terasa manis tak terlalu legit tanpa rasa pahit. Lidah membelai dagingnya yang sangat lembut dan empuk. Daging kencono rukmi yang keemasan ini begitu kesat dan sangat rendah kadar airnya. Sempurna untuk penikmat durian seperti saya.

“Kencono Rukmi ini rendah alkohol dan rendah kolesterol lho.” jelas Rinto bersemangat.  

Inilah yang dinantikan orang-orang yang mengalami tekanan darah tinggi. Durian Kencono Rukmi bisa menjadi pemuas keinginan masyarakat yang ingin menyantap durian tapi mengalami masalah kesehatan sehingga harus menghindari durian. Pada umumnya durian dikenal sebagai buah yang ‘berbahaya’ karena tingkat kolesterol yang tinggi. Saya pun sama sekali tak merasakan efek pusing setelah menghabiskan beberapa ‘pongge’ durian. Malah bisa dikatakan durian Kencono Rukmi termasuk dalam istilah saya sebagai durian yang tidak ‘nendang’.

Mas  @rijadhwinardi sangat menikmati lezat dan  khasnya Durian Kencono Rukmi
Durian Kencono Rukmi masih menggantung di pohon. Biasanya sudah dibeli sejak dari pohon.
Durian biasa dari lokalan Desa Putat. Tak kalah nikmat untuk sekedar mendamba durian.

Ada satu prasyarat yang harus dillakukan untuk menikmati durian Kencono Rukmi. Tidak seperti durian lainnya, menikmati durian Kencono Rukmi jangan langsung yang baru jatuh dari pohonnya. Kata Rinto, baunya belum akan keluar. Tunggu dua hari untuk menikmati rasa dan aroma durian Kencono Rukmi yang terbaik. Durian yang saya nikmati ini telah diinapkan pada suhu kamar selama dua malam. Oleh karena itu, aroma dan rasa durian muncul dengan terbaik.

Melihat penampakan durian Kencono Rukmi, jangan pernah tertipu dalam hal ukuran. Bagi yang terbiasa ‘sensitif’ ukuran durian, Anda akan susah menumukan durian Kencono Rukmi berukuran besar. Rata-rata durian Kencono Rukmi bisa dikatakan berukuran sedang mengarah ke kecil, yakni panjang 23-26 cm dengan diameter 14-16 cm. Satu buah biasanya terdiri dari 5-6 juring. Kencono Rukmi dibaluti dengan warna kulit buah yang kuning kehijauan tatkala matang dan berduri agak tajam. Durian yang cukup menyenangkan.

Saya dan mas Rijadh lahap menyantap satu buah durian Kencono Rukmi. Rasanya tentu nikmat sekali tapi jelas belum puas. Masih ada satu buah Kencono Rukmi. Namun, rencananya durian ini akan dibuat oleh-oleh kepada seseorang di kantor mas Rijadh. Akhirnya, kami pun menikmati durian lain selain Kencono Rukmi.  Rasanya memang tak sekhas si Durian Mas ini, tapi cukuplah untuk menikmati si raja buah yang manis, legit, agak pahit dan lebih banyak kadar alkoholnya.

Bagi saya, satu buah Kencono Rukmi sudah cukup untuk memberantas rasa penasaran saya. Kalau boleh sebenarnya ya saya perlu lebih banyak durian Kencono Rukmi. Tapi, ya itu. Persediaan durian Kencono Rukmi masih sangat terbatas. Kebanyakan sudah dibeli ‘tebas pohon’.

Saya sudah syukuri atas keberuntungan mendapat durian Kencono Rukmi saat itu. Kalau tidak berkenalan dengan Pak Giyanto yang warga setempat, musim durian ini bisa jadi saya akan gagal lagi mengagumi kenikmatan durian Kencono Rukmi.  Karena beliaulah yang mencarikan durian dambaan ini, saya pun bisa menikmati lezat dan khasnya durian andalan Gunungkidul.


***

Saya minta Rinto untuk menunjukkan pohon durian Kencono Rukmi. Saya penasaran dengan rupa pohonnya. Namun, mendung menggelayuti Desa Putat begitu muramnya. Awalnya saya ingin diajak ke tempat Pak Kardiman yang memiliki pohon induk Durian Kencono Rukmi. Namun, karena waktu  tidak memungkinkan, saya akhirnya bertakzim ke kebun durian Kencono Rukmi milik Mbah Cip.

Dengan pamit kepada yang punya, saya pun mendatangi pohon durian yang letaknya agak menuruni lereng. Pohon durian Kencono Rukmi milik Mbah Cipto ini masih tampak dengan puluhan buah yang menggantung begitu anggun di cabang dan rantingnya. Pohon ini telah berusia lebih dari 10 tahun dan cukup subur bisa berbuah banyak. Seketika, saya ingin meminta atau membeli beberapa buah untuk dibawa pulang ke rumah. Kali saja ada yang sudah masak atau ada persediaannya di rumah Mbah CIpto.

“Tapi, seluruh pohon ini sudah dibeli semuanya oleh pihak keraton. Mereka sudah langganan beli Durian Kencono Rukmi setiap tahun.  “ ungkap Rinto.

Saya pun hanya menatap nanar durian-durian Kencono Rukmi yang sungguh menggoda itu sambil mengusap banyu di muka. Lalu, gerimis yang berlanjut hujan deras pun membasahkuyupi saya, membilas rasa penasaran saya pada durian Kencono Rukmi.


Pohon durian Kencono Rukmi milik mbah Cip yang sedang berbuah.
Buah-buah yang menggoda. Ingin bawa pulang tapi tak bisa karena sudah dipesan.
Beginilah sisa dari lahapnya kami makan durian Kencono Rukmi.
Lokasi Desa Putat bertetanggaan dengan kawasan wisata gunung purba Nglanggeran.

You Might Also Like

7 komentar

  1. Salam kenal mas Iqbal..saya langsung jatuh cinta sama blognya..terutama postingan duriannya..saya juga termasuk pecinta dan penikmat durian yang hampir tak pernah bisa melewatkan "kehadiran"nya..semoga cita cita mas Iqbal untuk membuat #kelana durian nusantara segera terwujud...durian local cikidang-pelabuhan ratu sukabumi patut di coba mas..rasa dan sensasinya "memabukan" pinjam istilah pak Bondan dijamin "maknyuss" dan "top markotop".. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal mbak Elies yang baik hati.. Terima kasih atas apresiasinya utk tulisan blog saya. Terima kasih atas dukungannya kepada Kelana Durian Nusantara,, Amiiiin,, Amiiin.. Senantiasa doakan saya ya agar berhasil..

      Waaah, sepertinya durian tersebut mantap sekali.. Boleh kapan2 saya coba.. malah harus..

      Oh, ya ada satu lagi cerita tentang Durian, yakni Durian Menoreh.. Ini juga durian andalanannya Jogja
      Silakan baca di ->
      http://diasporaiqbal.blogspot.com/2013/02/banjaroya-sentra-durian-menoreh-terbaik.html

      Hapus
  2. duriannya terlihat sangat menggoda dengan warnanya yang kuning cerah, selain tampilannya yang unik rasanya pun terlihat sangat enak.

    BalasHapus
  3. Permisi, apa sy boleh minta nomer nya pak giyanto,sy ingin kunjungi Kencono rukmi, mohon sms kan ke sy 085733458779 makasih mohon info nya

    BalasHapus
  4. Permisi, apa sy boleh minta nomer nya pak giyanto,sy ingin kunjungi Kencono rukmi, mohon sms kan ke sy 085733458779 makasih mohon info nya

    BalasHapus
  5. Apakah ada nomor hp nya penjual bibit durian kencono rukmi ?

    BalasHapus
  6. Artikel yang menarik..
    Tahukah Anda bahwa ekstra kulit durian dapat dijadikan sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen di mulut.. Cek link :
    https://fkm.unair.ac.id/aktivitas-antibakteri-ekstrak-kulit-buah-durian-durio-zibethinus-terhadap-bakteri-patogen-mulut/

    BalasHapus

Twitter @iqbal_kautsar

Komentar Pembaca

BACA LEBIH BANYAK