Bank Mandiri, Sahabat Sejati Jelajah Negeri

Februari 11, 2013

Pantai Teluk Uber, Bangka. Pesona batu granit di Bangka.

Yeess! Tiket sudah dibayar. Pergi pulang. Saya kini bisa berpetualang di Pulau Bangka!

Matahari begitu terik siang itu. Panasnya membuat kerontang seisi Yogya. Namun, di dalam ruangan ATM Mandiri Jl. Kaliurang, saya menemukan kesejukan. Suhu AC membelai saya nyaman bertransaksi. Tiket berangkat Jakarta – Pangkalpinang sebuah maskapai domestik, saya bayar lewat ATM Bank Mandiri. Transaksi berhasil. Tiga menit kemudian, saya bayar tiket Pangkalpinang – Jakarta untuk pulang. Kini dengan maskapai yang lain. Sama-sama tiket promo.

Begitu cepat. Begitu mudah. Begitu nyaman saya mengurusi transportasi menuju Pulau Bangka, tempat yang sengaja saya pilih sebagai destinasi wisata untuk kado ulang tahun saya sendiri. Sebuah hari pada bulan September 2012. Bank Mandiri seperti menyediakan sebuah karpet merah kepada saya untuk merayakan hari spesial tersebut. Karpet merah yang mengantar langkah saya menuju pesawat yang menerbangkan ke Bangka sebulan kemudian setelah saya memesan tiket.

Perjalanan saya ke Bangka sesungguhnya adalah bagian dari cita-cita besar saya untuk menjelajahi ke seluruh provinsi Indonesia. Dalam bahasa yang populis, saya ingin berwisata ke tempat-tempat menarik di penjuru negeri, di 34 provinsinya. Namun, saya tak sekedar populis. Sesungguhnya saya ingin memetik I, N, D, O, N, E, S, I, A. Seperti juga Jalaludin Rumi pada The Masnavi mempertanyakan dalam syair “Do names not tell of a reality? Can rose grow from R, O, S, and E?” Tidakkah nama semestinya menunjukkan realitasnya? Seperti mawar yang berasal dari M, A, W, A, R? 

Saya ingin mengetahui Indonesia tidak dari sekedar namanya: I, N, D, O, N, E, S, I, A. Melainkan langsung berkunjung menjelajahi negeri. Melihat dari dekat realitasnya dan memaknainya. Berwisata pada keindahan alamnya, keagungan budayanya, serta keramahan dan keragaman masyarakatnya. Dari situ saya ingin memburu tentang apa hakikat saya untuk Indonesia, tentang apa yang bisa saya petik dari I, N, D, O, N, E, S, I, A. Bukankah berwisata bisa juga menjadi proses pencarian jati diri?

Memetik I,N,D,O,N,E,S,I,A. Mencari makna Indonesia.

Sampai saat ini, selain Bangka – Pulau Timah, saya bersyukur bisa berpetualang di Ranah Minang, Bumi Haluoleo Sulawesi Tenggara, Makassar dan Tana Toraja, Lombok Pulau Sejuta Masjid, Bali Pulau Sejuta Pura dan Madura. Tentunya juga di Pulau Jawa dari ujung ke ujung, Banten hingga Banyuwangi. Barangkali ini masih sepenggal kecil pencapaian berwisata ke penjuru negeri. Masih sedikit cerita penjelajahan dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Inilah yang akan diperjuangkan.

Ada yang penting dari setiap perjalanan wisata saya, yakni aspek finansial. Hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan uang ini memegang kunci agar nyaman berwisata. Untungnya, di tempat-tempat yang saya tuju, Bank Mandiri selalu hadir dengan layanan ATM-nya. Bagi para wisatawan, jelas ini adalah hal yang membuat hati tenang.

Berwisata pun menjadi aman, tidak harus khawatir dengan persediaan uang. Tidak perlu kita repot membawa segepok uang dari Jawa untuk menyambangi destinasi wisata, mencicipi kuliner lezatnya, memburu oleh-oleh khasnya, keperluan transportasi lokal serta akomodasi penginapannya. Ada Bank Mandiri yang setia menyertai dan melayani. Sepenuh hati. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Bagaimana yang lain? Pikir saya, wisatawan yang menjadi nasabah Mandiri pun akan mengiyakan. Berwisata ditemani Bank Mandiri adalah sebuah ketenangan dan kesenangan. Lahir dan batin.


Wisata Indonesia, Kebutuhan yang Terus Tumbuh

Lembah Harau. Favorit wisatawan di Sumatera Barat
 
Saat ini dunia dituntut semakin cepat. Cepat berproduksi untuk cepat dihabiskan. Setiap manusia harus bekerja semakin keras. Semakin pekat tercebur dalam kehidupan kerjanya. Membuat manusia larut dalam rutinitas-rutinitasnya. Hasilnya adalah cepat bosan dan jengah. Di sisi lain manusia harus segera butuh penyegaran. Segera butuh mengeluarkan uang untuk mendapatkan suasana lain yang menyegarkan agar lekas kembali rileks dan semangat dalam bekerja. Begitulah seperti sebuah siklus.

Wisata bisa menjadi pilihan pemuas kebutuhan insan-insan yang mengharapkan hiburan dan sisi lain kehidupan. Wisata sangat efektif untuk mengembalikan vitalitas dan semangat bekerja. Namun tak sekedar itu, kegiatan wisata juga berkawan dengan aktivitas pencarian jati diri bahkan sebagai sebuah gengsi. MacIntosh dalam bukunya Tourism: Principles, Practice And Philosophies (1990), orang berwisata didorong oleh motivasi fisik, kultural, personal, hingga status dan prestis.

Maslow mengungkapkan bahwa terdapat tingkatan kebutuhan manusia yakni: (1) Kebutuhan fisiologis; (2) Kebutuhan perasaan aman; (3) Kebutuhan dicintai dan dimiliki; (4) Kebutuhan penghargaan; (5) Kebutuhan aktualisasi diri. Di manakah letak kebutuhan wisata ini? Jikalau dulu wisata termasuk tingkatan teratas yakni pemenuh kebutuhan aktualisasi diri, sekarang wisata bisa jadi menjadi kebutuhan paling dasar: kebutuhan fisiologis. Wisata sama pentingnya dengan makan, minum, dan tempat tinggal.

Indonesia cukup beruntung memiliki kelas menengah yang besar sekaligus kelas menengah yang gemar mengkonsumsi untuk kesenangan. Separuh dari 230 juta lebih masyarakat Indonesia adalah kelas menengah. Artinya, ada peluang besar dari sebuah kegiatan pariwisata yang merupakan salah satu pemuas kebutuhan senang-senang. Terlebih wisata sudah dianggap sebagai gaya hidup kelas menengah. Wisata pun menjadi salah satu saluran mudah kelas menengah menghabiskan uangnya setelah keras mencari pendapatan di keseharian kerjanya.

Berinteraksi dan berfoto dengan masyarakat Toraja. @iqbal_kautsar
Data BPS menyebutkan tahun 2012 jumlah perjalanan wisatawan domestik ke destinasi-destinasi wisata di Indonesia mencapai 245 juta perjalanan. Meningkat dari tahun 2011 yang berjumlah 236 juta perjalanan. Dalam perjalanan itu, ada perputaran uang yang dibelanjakan wisatawan domestik sebesar Rp 171,5 triliun. Sebuah jumlah rupiah yang luar biasa yang dihasilkan dari aktivitas wisata.  Terlebih ketika digabungkan dengan wisatawan mancanegara. Tahun 2012, 8,044 juta wisatawan asing menghabiskan uang total USD 9,1 miliar di Indonesia. 

Dalam kacamata ekonomi, sektor pariwisata berperan besar dalam pembangunan ekonomi. Penyerapan tenaga kerja dari sektor pariwisata secara tidak langsung (transportasi, souvenir, dll) mencapai 8 persen dan secara langsung (hotel dan tempat wisata) mencapai 3 persen. Selain itu, bagi ekonomi daerah, pariwisata menjadi kegiatan yang penting karena menjadi sarana redistribusi pendapatan masyarakat dari kota-kota besar ke daerah yang menjadi destinasi wisata.

Yoeti (2008) menyatakan bahwa suatu tempat dianggap obyek wisata jika memiliki komponen wisata, yakni atraksi, aksesbilitas dan fasilitas. Atraksi berkaitan dengan segala sesuatu di daerah wisata yang dapat menarik wisatawan berkunjung ke daerah tersebut, misalnya panorama alam, tempat bersejarah, event, tata cara hidup masyarakat, tempat rekreasi buatan manusia. Aksesbilitas berhubungan dengan tingkat kemudahan wisatawan mencapai obyek wisata, misalnya jalan bagus, transportasi mudah, jarak dan waktu tempuh.

Berikutnya adalah fasilitas yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang harus disediakan pengelola/tuan rumah untuk keperluan wisatawan. Misalnya adalah penginapan, tempat makan, toilet bersih, tempat parkir, tempat ibadah, toko souvenir, bank dan ATM, dll.

Wisatawan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda ketika berwisata. Ini tergantung motivasi dia berwisata. Ada yang cenderung butuh untuk berhura-hura di tempat wisata. Ada yang butuh menenangkan diri di suatu tempat yang sepi dan privat. Ada juga yang hanya sekedar jalan-jalan menikmati suasana. Apapun itu jenis kebutuhannya, sudah pasti mereka akan mengeluarkan uang di tempat wisata. Aspek finansial dalam wisata adalah sebuah kepastian, sesuatu yang pasti dikeluarkan untuk memenuhi apapun kebutuhannya.

Inilah pentingnya suatu institusi keuangan seperti bank hadir memenuhi kebutuhan wisatawan. Sebuah bank dengan fasilitas dan layanan keuangannya sangat dibutuhkan agar wisatawan tenang dan aman berwisata. Tentu tidaklah elok dan berisiko ketika wisatawan membawa segepok uang untuk dibelanjakan. 
Logo Bank Mandiri, Sahabat saya sejati menjelajahi negeri

Siapa yang mau berwisata tapi masih cemas terpikirkan keamanan uangnya? Alih-alih menikmati pesona destinasi, malah sibuk dengan kekhawatirannya. Ketika ada bank yang menjamin ketersediaan uangnya, hal buruk seperti itu tak akan terjadi.

Menurut hemat saya, Bank Mandiri paham pada setiap kebutuhan customernya, termasuk pula yang sedang berwisata. Sebagai bank terbesar di Indonesia yang memiliki jaringan ke seluruh negeri, Bank Mandiri pantas menjadi sahabat sejati para wisatawan yang berkunjung ke destinasi-destinasi eksotis di Indonesia. Tak hanya itu, seandainya bepergian ke luar negeri, Bank Mandiri masih bisa menjangkau dan melayani kebutuhan finansial pelanggannya. 

Menurut G.A. Schimoll dalam Yoeti (2008), aktivitas yang dilakukan wisatawan dapat dibagi dalam enam kelompok yang saling melengkapi, yaitu 1) travel preparation (tiket, informasi,uang saku, perlengkapan pribadi); 2) movement (jasa tour, transportasi lokal); 3) accomodation and catering (hotel, kafe, bar, restoran); 4) activities at the destination (pemandu, belanja, hiburan, olahraga); 5) purchases and personal needs (perlengkapan pribadi, pakaian, perlengkapan kesehatan); 6) recording and preserving impressions (foto, kamera, souvenir, oleh-oleh).
ATM Mandiri. Media transaksi wisata yang praktis.

Dalam setiap aktivitas wisatawan ini, Bank Mandiri bisa hadir dengan layanan-layanannya. Misalnya untuk tiket perjalanan, Bank Mandiri telah bekerja sama dengan beberapa maskapai penerbangan domestik untuk pembayarannya. 

Untuk pemesanan hotel, bisa dilakukan transfer menggunakan layanan transfer Bank Mandiri. Pembelian makanan di restoran dan kafe bisa menggunakan debit card jika ada sarana yang mendukung. Kartu kredit Mandiri juga menawarkan layanan-layanan premiumnya yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan.

Wisatawan tinggal menggunakan Mandiri SMS. Artinya itu tidak susah bertransaksi di tempat wisata. Dengan menggunakan ponsel dan layanan sms informasi, kita bisa memproses transaksi di rekening untuk memenuhi kebutuhan wisata. Atau bisa juga menggunakan Mandiri Internet di www.bankmandiri.co.id untuk bertransaksi wisata. Apabila menghadapi kendala, begitu mudahnya kita untuk mengakses layanan Mandiri Call. Tinggal saja kita menghubungi ke 14000 atau (021) 5299 7777.

Bagaimana kalau bertransaksi tunai di tempat wisata? Uang tunai sangat dibutuhkan untuk melakukan pembayaran seperti oleh-oleh, souvenir, transportasi lokal, dan apapun itu yang memang tidak bisa lewat transaksi elektronik. Jangan khawatir untuk para wisatawan yang menjadi nasabah Mandiri. Bank Mandiri memiliki 10.850 ATM per Desember 2012 yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Belum lagi jaringan ATM Bersama yang mencapai ratusan ribu ATM. Tidak perlu wisatawan khawatir dengan persediaan uang tunai di tempat wisata. 


Dengan begitu mudahnya mendapatkan akses finansial Bank Mandiri di seluruh Indonesia, maka Bank Mandiri tepat sebagai sahabat sejati wisatawan menjelajahi Indonesia. Tidak perlu khawatir bagi kita ketika menjelajahi Sabang sampai Merauke. Bank Mandiri mengakomodasi kebutuhan dana wisatawan. 

Dalam perspektif ekonomi, redistribusi pendapatan yang menggerakan ekonomi di daerah pun bisa diakselerasi dengan kegiatan pariwisata ini. Tenang saja, masyarakat kelas menengah Indonesia silakan lakukan belanja yang besar di daerah, di destinasi-destinasi wisata. Tenang saja ada Bank Mandiri yang siap memediasi belanja para wisatawan dari kelas menengah ini. Bukankah seperti itu yang dibutuhkan untuk memajukan daerah?

***

Untungnya saya menemukan ATM Bank Mandiri di Rantepao Toraja. Debit Card bisa saya gunakan untuk menarik tunai. Saya pun bisa memborong Kopi Toraja, specialty coffee khas Indonesia yang termasyhur di dunia. Selembar kain khas Toraja juga saya beli. Kain ini anggun seperti mewakili budayanya yang eksotik. Masak’ sudah jauh-jauh ke Toraja tidak membawa oleh-oleh khasnya. Untung ada ATM Bank Mandiri yang setia menemani wisata saya.

Untung juga di Toboali, Bangka Selatan saya bisa menemukan ATM Bank Mandiri di Jl. Jend. Sudirman no. 97. Kalau tidak menemukan, saya tak akan bisa memborong Terasi Toboali yang rasanya telah terkenal di seantero Nusantara. Saya juga bisa membeli rusip, sebuah makanan khas yang digunakan seperti cocolan sambal. Berasal dari udang. Rasanya unik dan hanya ada di Bangka.

Terasi Toboali. Oleh-oleh khas Bangka. @iqbal_kautsar

Sekelumit kisah saya tadi menjadi bukti ternyata layanan Bank Mandiri adalah sahabat sejati petualangan wisata di Indonesia. Tapi, sepertinya masih banyak PR besar untuk Bank Mandiriuntuk turut memajukan pariwisata Indonesia. “Sayang sekali di Labuan Bajo belum ada ATM Mandiri” begitu keluh kawan saya waktu berwisata ke Komodo, salah satu dari keajaiban alam di dunia. Labuan Bajo merupakan kota gerbang wisata menuju Pulau Komodo dan sekitarnya. 

Semoga saja masalah ini segera teratasi oleh Bank Mandiri. Saya pun bisa menemukan sahabat jelajah negeri – Bank Mandiri – ketika tahun ini berkunjung ke Pulau Komodo.

Referensi
MacIntosh, Robert, (1990),  Tourism: Principles, Practice And Philosophies, New York: Grid Inc.
Yoeti, Oka A., (2008), Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi dan Implementasi, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Annual Report Bank Mandiri 2011 (pdf)
http://www.bankmandiri.co.id
http://www.merdeka.com/uang/satu-tahun-8-juta-wisatawan-serbu-indonesia.html
http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/09/wisata-merpati-dan-bank-mandiri-kerja-sama-jaring-turis/

You Might Also Like

12 komentar

  1. Artikel yang menarik..
    Melihat 'kegunaan' sebuah bank dalam perspektif kebutuhan yang jarang menjadi perhatian dan cenderung 'diremehkan'.
    Padahal bagi para traveller, urusan niti grity macam ketersediaan uang pada saat dibutuhkan, kemudahan transaksi pembelian tiket dan akomodasi itu sangat penting. Ketika sebuah bank peka akan hal ini dan mengambil peluang maka akan menjadi keuntungan tersendiri bagi mereka. Coba aja mereka jadi sponsor promosi pariwisata Indonesia, bakal banyak yang tertarik, jangan cuma produk rokok doang yang iklannya bikin wow ngiri pengen wisata jelajah negeri..hehee..

    Pendapat pribadi sebagai nasabah Bank Mandiri, cukup puaslah dengan pelayanannya (terutama karena seringnya nyambangin salah satu cabangnya jadi udah kaya temen aja sama CSnya..wekwkwk..). ATMnya juga tersebar dimana-mana. Beberapa kali ditawarin produknya lewat telepon, itu yang kadang mengganggu...hohoho.. Produknya oke, caranya yang kurang oke sama aja..hehee..

    Anyway.. Semangat menjelajah negeri bersama Bank Mandiri yaa! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas komentarnya Mbak Meha..
      Salam kenal.. :)

      Betul mbak, andaikan bank bisa lebih jeli melihat peluang di sektor pariwisata.. ini sbuah bisnis yg besar.. kalo namanya jalan2 pasti belanja wisatwan begitu besar.. bukankah itu juga sbagai sarana bank memanjakan wisatawan yah..

      Terkait sponsor pariwisata.. Boleh juga dicoba.. biar bank memberi alternatif lain promosi selain rokok..

      Hapus
  2. Mantap tulisannya. Silahkan kunjungi tulisan saya :
    http://harris-maulana.blogspot.com/2013/02/niat-mengunjungi-tanah-suci-bersama.html

    Mohon beri komentar.

    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Harris.. Salam kenal.. :)

      Makasih sekali sudah berkunjung dan komentarnya.. semoga bermanfaat..

      Siaaap mas.. saya akan menggunjungi blog Anda.. :)

      Hapus
  3. Salam kenal juga Mas Iqbal :)

    Hahahahaha...sepakat. Apalagi Indonesia itu banyak banget daerah yang bisa dieksplor. Wisatawannya ga cuma domestik tapi juga wisatawan asing. Nah, yang ngalir kan dolar tuh.. Dimana ada uang mustinya ada bank..wekwkwk.. (nyambung ga yaa? hahahaha). Cuma ya tetap harus eksplorasi yang bertanggungjawab. Sapa tahu tuh Bank Mandiri juga bisa mengalirkan dananya ke masyarakat lokal daerah pariwisata, misal kredit lunak ke UMKM yang bergerak khusus berhubungan dg usaha wisata. Perekonomian daerah otomatis ikut terangkat.

    Eiya, tu klo mesen tiket Merpa** pake kartu kredit Mandiri bisa beli 2 dapet 3 lhoo.. #pengennya malah gratis...halah :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Indonesia yg dieksplor ya yg itu2 aja daaah.. Padahal di tanah kelahiran saya di kebumen juga wisatanya bagus.. sayangnya itu masih sebatas potensi.. belum direalisasi.. andaikan Bank Mandiri bisa kasih kredit yg lunak ke UMKM dan ada bimbingan usaha kreatif, pariwisata di kebumen bisa maju.. itu contohnya..

      wah merpati lagi ada promo bareng mandiri yah? saya ada rencana main ke Jailolo, Halmahera.. ada rutenya gak yaaah.. makasih atas infonya mbak..

      Hapus
  4. Ya, saya harap tulisan ini akan menjadi 'Butterfly Effect'..

    Hahaha.. :D

    Ya, sektor ril itu yang paling penting.. Bukan "neraca" atau "PDB"..

    Hehehehe :D

    Ada penelitian tentang impact multiplier sektor pariwisata ke perekonomian nasional ga sih..?

    Jadi pengen jalan-jalan juga..
    Ditunggu deh foto-fotonya yang baru, keren abis..!

    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin mas.. smoga bisa menciptakan butterfly effect.. dari langkah kecil gini bisa dapat impak yg besar.. hehe.. Pariwisata sgt menyentuh bgt ke aspek riil.. sbgai sbuah industri, pariwisata kan sgt bagus untuk padat modal, terlebih di daerah sasaran.. ada yg bikin kerajinan, jasa guide, penyewaan kendaraan, oleh2 khas, kuliner, hotel, dll.. Misalkan kasus kecilnya, bagaimana labuan bajo dulu desa nelayan kecil, skrg menjelma jadi kota wisata.. msyarakatnya kerjanya tidak lagi hanya tergantung pada melaut jdi nelayan, tpi bnyk yg terlibat di sektor pariwisata.. hehe.. ya disni smestinya masuk institusi perbankan, untuk pendanaan dan pemenuhan kebutuhan wisatawan..

      klo multiplier effect yg fokus gitu ke pariwisata, kayakny sya belum menemukan,.. mungkin ada sih mas.. padahal klo ada penelitian gitu bagus.. hehe

      makasih mas Erwin udah berkunjung.. :)
      siip tunggu aja uplodan foto2lain.. mari kita jalan2 mas jelajah Indonesia.. hehe.. :)

      Hapus
  5. Keren Mas. Aku hobi wisata juga. Tapi belum sebanyak mas Iqbal ini yang sudah mengeksplor banyak tempat di Indonesia. Aku masih di Jawa aja main-mainnya :(
    Mungkin buka rekening mandiri dulu yah biar bisa ngikutin jejak Mas Iqbal jalan-jalan keliling Indonesia. huehehe.. anw good job mas Iqbal :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mia.. udah berkunjung dan meninggalkan jejak di sini.. :)

      Jawa mah masih sepenggal kecil Indonesia.. Masih banyak yg jauh eksotis dan berwarna di luar jawa sana.. hehe.. Kudu keliling2 Indonesia tuuh.. Kayaknya pilihan kamu buat rekening Mandiri adalah pilihan bijaksana.. Wisatawan jgn sampai gara2 brmasalah aspek keuangannya, trus bikin petualangan wisata gak sempurna.. Jangan sampai gitu deeh.. :)

      Smoga mia suatu saat nanti bisa juga keliling Indonesia.. :)

      Hapus
  6. Di tempat terpencil ada ATM Mandiri juga, sangat membantu turis tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siiip memang kalau di tempat2 terpencil yg kaya wisatanya ada ATM.. sangat membantu utk para turis yg berkunjung.. Semoga Mandiri makin memperluas jaringannya di tempat2 wisata.. biar membantu nasabahnya berwisata.. :)

      makasih udah berkunjung.. salam kenal.. )

      Hapus

Twitter @iqbal_kautsar

Komentar Pembaca

BACA LEBIH BANYAK